Bicara soal KMB, mungkin kamu sudah sering mendengar tentang KMB (Konferensi Meja Bundar). Tapi, mungkin banyak yang belum tahu seputar perjanjian ini. Salah satunya, sesuai hasil KMB bahwa penyelesaian soal Irian Barat ditangguhkan sampai tahun berikutnya? Terus bagaimana kelanjutan nasib Irian Barat setelah itu?
Sebelum Penunjukan Delegasi : Konfrensi Inter-Indonesia
Sebelum penunjukan delegasi yang mewakili Indonesia untuk hadir dalam KMB, telah terjadi 2 kali Konferensi Inter-Indonesia.
Konferensi tersebut terjadi pada tanggal 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta, dan 31 Juli - 2 Agustus 1949 di Jakarta.
Konferensi Inter-Indonesia ini diadakan antara Wakil Republik Indonesia dan BFO, yang membicarakan bentuk kerjasama RIS (Republik Indonesia Serikat) dengan Kerajaan Protestan Belanda, setelah terjadi pengakuan kedaulatan.
Saat itu, BFO agak condong ke Indonesia, dengan mendukung pengakuan kedaulatan atau penyerahan kedaulatan RIS tanpa ada ikatan politik dan ekonomi.
Dengan adanya RIS, maka dibentuk pula Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). APRIS terbuka pula untuk KNIL (Koninkelijke Nederlands Indische Lager), dan inti APRIS adalah TNI.
Sebelum Pemberangkatan Delegasi KMB
Sesaat sebelum KMB diselenggarakan, terjadi reshufle Kabinet Hatta. Tepatnya pada tanggal 4 Agustus 1949, Kamis Wage, 8 Syawal 1368 H.
Adapun susunan Kabinet Hatta terbaru, antara lain :
Perdana Menteri : Drs. Mohammad Hatta
Wakil Perdana Menteri : Syafrudin Prawiranegara
Menteri Pertahanan : Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Luar Negeri : Hadji Agus Salim
Dalam Negeri : Mr. Wongsonegoro
Kehakiman : Mr. Susanto Tirtoprodjo
Keuangan : Mr. Lukman Hakim
Kemakmuran dan PMR : I.J. Kasimo
P.U. dan Perhubungan : Ir. Laoh
P dan K : S. Mangunsarkoro
Kesehatan a.i. : Dr. Soerono
Sosial : Koesnan
Agama : Kiai Maskur
Penerangan : Mr. Syamsudin
Zonder Portofolio : Dr. Sukiman Wiryosandjoyo, Dr. Leimena, dan Ir. Djuanda
Penunjukan Delegasi Indonesia untuk KMB
Delegasi Republik Indonesia yang dikirim untuk mengikuti Konferensi Meja Bundar, ditetapkan juga pada tanggal 4 Agustus 1949. Adapun delegasi tersebut terdiri dari :
Ketua : Drs. Mohammad Hatta
Anggota :
- Mr. Mohammad Roem
- Prof. Mr. Dr. Supomo
- Ir. Djuanda
- Dr. J. Leimena
- Mr. Ali Sastroamidjoyo
- Dr. Sukiman Wiryosanjoyo
- Mr. Sujono Hadinoto
- Kolonel Simatupang
- Dr. Sumitro Djoyohadikusumo
Sekretaris : Mr. A.K. Pringgodigdo
Penasehat terdiri dari
- S.P. Sunan Paku Buwono XII
- S.P. Mangkunegoro VIII
- Sewaka
Masih ditambah Staf Ahli 14 orang. Sekretariat dan Administrasi 9 orang. Penasehat dan Ahli dari Sumatra 4 orang. Wartawan 4 orang (Wonohiro "Kedaulatan Rakyat", Rosihan Anwar "Pedoman", Mohammad Said "Waspada", Soekrisno "Antara".
Hasil Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus 1949, Selasa Pon, 27 Syawal 1368.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta, delegasi BFO diketuai oleh Sultan Hamid II, sedangkan delegasi Belanda, serta delegasi UNCI diketuai oleh Chritchey.
Jalannya perundingan KMB terbilang alot, sebab Belanda tidak mau menerima pemikiran hasil Konferensi Inter-Indonesia. Bahkan jalannya perundingan sampai berlarut-larut hingga sekitar 71 hari, tepat tanggal 2 November 1949, Rabu Wage, 10 Muharram 1369 H, barulah tercapai hasil perundingan KMB.
Hasil persetujuan KMB akhirnya ditandatangani oleh Drs. Mohammad Hatta, Mr. J.H. van Maarseveen, dan Sultan Hamid II. Hasil perundingan KMB antara lain :
- Pertama, pada tanggal 27 Desember 1949 akan dilaksanakan penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
- Kedua, satu-satunya organisasi kesenjataan RIS adalah APRIS. Dengan intinya adalah TNI. KNIL dibubarkan dan diterima dalam APRIS. Dibentuk Misi Militer Belanda yang bertugas melatih APRIS.
- Ketiga, penyelesaian soal irian barat ditangguhkan sampai tahun berikutnya sesudah pengakuan kedaulatan RIS.
- Gagalkan pembentukan negara boneka Papua,
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat,
- Bersiaplah mobilisasi umum mempertahankan kemderdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Trikora
Pada kenyataannya, hasil KMB hanya menjadi angan-angan di awal saja. Hingga lewat 12 tahun, tanpa kepastian.
Akhirnya, pada tanggal 19 Desember 1961, adanya Komando Pembebasan Irian Barat dengan nama "Tri Komando Rakyat" (Trikora). Komando ini disampaikan Presiden Soekarno pada rapat raksasa di Yogyakarta.
Adapun isi dari Trikora, antara lain :
Komando ini, sebelumnya diawali dengan penyiapan persenjataan negara dengan mendapat kredit 250 juta dolar AS, dari Khrushchev (Uni Soviet) yang berkunjung ke Indonesia, Januasi 1960. Lalu, diikuti kunjungan Nasution ke Moskow memperoleh pinjaman 450 juta dolar AS untuk pembelian senjata.
Sehingga tanggal, 4 Maret 1961, dilangsungkan penandatanganan pembelian senjata dari Uni Soviet. Senjata yang dibeli oleh Indonesia saat itu antara lain, Pesawat Pembom TU-16, Kapal Selam, dan Kapal Penjelajah.
Mengapa Presiden Soekarno membeli senjata dari Uni Soviet? Entahlah.
Operasi Militer Pembebasan Irian Barat
Setelah digaungkannya Trikora, maka dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat, pada tanggal 2 Januari 1962. Operasi ini dipimpin oleh Major Jendral Soeharto, Wakil I Panglima Kolonel Laut Soebono, Wakil II Panglima Kolonel Udara Leo Wattimena, dan Kepala Staf Gabungan Kolonel Achmad Tahir.
Sepuluh hari kemudian, 12 Januari 1962, mulai dilaksanakan patroli rutin di Laut Arafuru. Patroli dilakukan dengan menggunakan Motor Torpedo Boat (MTB) yang tergabung dalam Kesatuan Patroli Tjepat (KPT). KPT ini terdiri dari : RI Macan Tutul, RI Harimau, dan RI Macam Kumbang. Komando Satuan MTB adalah Kapten Wiratno dan juha sebagai Komandan RI Macan Tutul.
Tujuan patroli ini adalah memantau dari dekat perbatasan Trikora, untuk menyusun rencana operasi selanjutnya. Dalam patroli yang dilakukan, turut serta para pejabat tinggi MBAL : Komodor Yos Soedarso-Deputy KSAL, Kolonel Soedomo-Kepala Direktorat Operasi MBAL, dan Kolonel Moersid-Asisten II KSAD.
Tidak begitu lama setelah dimulainya patroli, pada tanggal 15 Januari 1962, jam 21.15 waktu setempat, patroli ini dihaap oleh kapal-kapal perusak Belanda. Akibatnya, gugurlah Yos Soedarso, Kapten Wiratno bersama seluruhu anak buahnya.
Penyerahan Irian Barat oleh Belanda
Ternyata pembentukan Komando Mandala (1962) menjadi waktu yang paling tepat, sebab bersamaan waktunya dengan masalah Krisis Kuba. Yaitu pengiriman senjata missile Rusia ke Kuba. Saat itu, Presiden AS, Kennedy memerintahkan segenap pasukannya untuk bersiaga di Amerika. Sebab secara geografis, Kuba adalah negara musuh Amerika di halaman belakangnya.
Akibatnya, Amerika mengalami kekalahan di Vietnam Utara, baik pasukan udara dan darat. Selain itu, menyebabkan Belanda harus segera menyerahkan masalah Irian Barat di Indonesia.
Komando Mandala yang dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962, banyak melancarkan infiltrasi baik melalui udara, darat, maupun laut. Ternyata hanya berlangsung 8 bulan saja dari 2 Januari 1962, setelah itu Kerajaan Protestan Belanda, 15 Agustus 1962 mengadakan penyerahan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia di Markas Besar PBB.
Kemudian, diikuti dengan pelaksanaan Penyerahan Kekuasaan dari United Nations Tempory Executive Authority (UNTEA) dari PBB di Kota Baru Irian Barat, kepada Indonesia, pada 1Mei 1963. Pada hari ini itu juga Komando Mandala secara resmi dibubarkan.
Pada hari itu, secara de yure daerah kekuasaan Indonesia sudah lengkap dari barat : Sabang sampai timur : Merauke. Dari utara : Kepulauan Talaud hingga selatan : Pulau Rote. Batas perairan Indonesia pun juga sudah ditentukan dan tertera dalam Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, yang menjadikan Indonesia memiliki batas luas laut yang terluas di dunia.
Dengan kenyataan, Indonesia memiliki laut paling luas di dunia, menyebabkan Kerajaan Protestan Inggris merasa terganggu. Oleh karena itu, sebagai pengimbangnya, dibentuklah negara federasi Malaysia pada 16 September 1963, Senin Kliwon, 27 Rabiul Akhir 1383 H. Tentu, setelah itu muncullah konflik Indonesia dengan Malaysia, yang terkadang kita mendengar semboyan "Ganyang Malaysia". Bagaimana konfliknya? Insya Allah postingan mendatang akan berlanjut ...
Sumber : Suryanegara, Ahmad Mansur. Api Sejarah 2.
Post a Comment