Pertambangan batu bara dan Penjualan batu bara. Salah satu hasil tambang yang menjadi harta karun bagi masyarakat Indonesia. Mungkin ada yang belum tahu batubara berasal dari apa. Batu bara merupakan salah satu sumber daya bahan bakar fosil.
Batubara menjadi salah satu alternatif sumber energi pembangkit listrik. Selain itu batu bara juga dapat berfungsi sebagai bahan pokok dalam produksi baja dan semen. Meskipun memiliki berbagai manfaat, namun batubara juga memiliki hal negatif berupa polusi udara.
Batubara Berasal Dari?
Kamu tahu dari mana asal batu bara? Batubara bisa terbentuk berdasarkan 2 teori. Ada teori In-situ dan teori drift. Berikut penjelasannya :
1. Teori In-Situ
Berdasarkan teori In-Situ batubara terbentuk dari pohon dan tumbuhan yang mati lalu roboh dan jatuh ke dalam rawa yang berada di bawahnya. Selanjutnya, pohon yang jatuh tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna. Pada akhirnya menjadikannya fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.
2. Teori Drift
Jika teori In-Situ adalah pembentukan batubara yang berasal dari hutan, rawa atau tempat pohon tersebut berada. Berbeda dengan teori drift, jadi batu bara yang terbentuk dengan teori drift terbentuk di delta-delta sungai yang jauh dari tempat pohon tersebut berasal.
Teori drift memiliki ciri-ciri batubara berupa lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple seam),dan banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi).
Baca Juga : Tambang di Indonesia
Proses Pembentukan Batubara
Batu bara mengalami 2 tahapan sehingga bisa menjadikannya bisa termanfaatkan sebagai sumber energi batubara. Proses pembentukannya yaitu penggambutan dan pembatubaraan :
1. Tahap Penggambutan (Peatification)
Pada tahapan awal ini sisa-sisa tumbuhan yang terkumpul tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) di daerah rawa dengan minimnya pengeringan karena selalu tergenang oleh air pada kedalaman 0,5 hingga 10 meter. Setelah itu, material tumbuhan yang busuk ini melepaskan unsur H, N, O dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya materi tersebut berubah menjadi gambut oleh bantuan bakteri anaerobik dan fungi.
2. Tahap Pembatubaraan (Coalification)
Proses ini merupakan gabungan antara proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut. Pada tahap ini, prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hydrogen dan oksigen akan berkurang. Selanjutnya akan terbentuk batubara dengan berberapa tingkatan kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub-bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.
Jadi, proses pembentukan batubara memiliki 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu umur, suhu dan tekanan yang disebut “maturitas organik”. Proses pembentukan batubara sangatlah lama. Tidak hanya hitungan puluhan tahun, namun butuh ratusan juta tahunan untuk terbentuk sebongkah batu bara.
Pembentukan batubara semenjak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) yang terkenal sebagai zaman batubara pertama, berlangsung sekitar 360 juta hingga 290 juta tahun yang lalu.
Tingkat kematangan material organik batubara antara lain :
- Batubara Muda (Lignite)
- Batubara Sub-Bituminus
- Batubara Bituminus
- Batubara Antrasit
- Batubara Meta Antrasit
Yaitu tahapan awal pembentukan gambut yang prosentase karbonnya meningkat, sedangkan prosentase hydrogen dan oksigen berkurang lama kelamaan berubah menjadi batubara muda atau batubara coklat (brown coal). Batu bara muda ini adalah jenis batu bara dengan maturitas organik rendah.
Pada tahapan batubara muda yang mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara akan berubah secara bertahap menambahmaturitas organiknya sehingga terbentuk batubara sub-bituminus.
Dalam tahapan sub-bituminus akan terus mengalami perubahan kimia dan fisika hingga batubara berubah menjadi lebih keras dan berwarna lebih hitam.
Hampir sama dengan proses batubara bituminus, namun perubahan kimiawi dan fisika batubaru semakin kuat sehingga material lebih keras dan warnya semakin hitam.
Begitupun proses pembentukan akhir berupa batubara meta antrasit semakin keras dan hitam warnya.
Baca Juga : Kelebihan Batubara Antrasit
Apa Jenis Batu Bara?
Batu bara memiliki beberapa jenis tingkatan yang memiliki mutu yang berbeda. Berikut beberapa jenis batubara berdasarkan tingkatan mutunya :
- Lignite
- Sub-Bituminus
- Bituminus
- Batubara Antrasit
- Meta Antrasit
Jenis batubara di atas, berdasarkan peringkat kualitas batu bara dari yang paling lemah (lignite-subbituminus), hingga yang paling berkualitas (batubara antrasit). Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang
Batubara dengan tingkat pembatubaraan rendah atau batubara bermutu rendah seperti lignite dan sub-bituminus memiliki tekstur yang lembut dengan material yang rapuh dan warna material yang suram seperti tanah. Batubara bermutu rendah memiliki tingkat kelembapan (moisture) yang tinggi dan kadar karbonnya rendah, sehingga kandungan energi yang terkandung di dalamnya juga termasuk rendah.
Batubara bermutu tinggi memiliki bahan material yang semakin keras dan kompak, serta memiliki warna yang semakin hitam mengkilat. Batubara yang berkualitas tinggai memiliki kelembapan yang rendah sedangkan kadar karbonnya tinggi, ini menyebabkan energi batubara semakin besar. Jenis batubara yang bermutu adalah batubara antrasit. Harga batubara antrasit biasanya lebih mahal.
Pertambangan Batu Bara
Indonesia juga memiliki daerah penghasil batubara. Dimana daerah penghasil batu bara di Indonesia? Ada beberapa daerah di Indonesia yang melakukan pertambangan batu bara, yaitu :
- Kalimantan
- Tanah Laut,
- Tanah Bumbu,
- Kotabaru,
- Banjar,
- Tapin,
- Hulu Sungai Selatan,
- Balangan, dan
- Tabalong
- Sumatera
- Meulaboh (Aceh),
- Sawahlunto (Sumatera Barat), dan
- Tanjung Enim (Sumatera Selatan).
- Jawa
- Jawa Barat,
- Jawa Tengah, dan
- Jawa Timur
- Sulawesi
- Papua
Batu bara Kalimantan memiliki cadangan sebesar 25,84 miliar ton atau 62,1% sumber daya batubara di Indonesia. Salah satu daerah di Kalimantan yang memiliki tambang batu bara adalah di Kalimantan Selatan yang memiliki 2 kelompok perusahaan, yaitu PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan).
Persebaran daerah penghasil batu bara Kalimantan Selatan antara lain :
Sumatera menjadi tempat pertambangan batubara terbesar kedua di Indonesia yang memiliki cadangan batu bara sebesar 12,96 miliar ton. Sebaran pertambangan batu bara di Sumatera antara lain :
Di Jawa ternyata juga memiliki potensi pertambangan batubara lho. Cadangan batubara di Jawa sebanyak 7,23 juta ton. Sebaran pertambangan batubara di Jawa antara lain :
Sulawesi juga memiliki tambang batubara yang berada di Baraka, Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pertambangan batubara di Papua terdapat di distrik Paniai Barat, Siriwo, dan daerah lain di Kabupaten Paniai.
Penjualan Batu Bara
Baca Juga : Tambang Belerang
Post a Comment